Nando’s: Ayam Bakar yang Lebih Panas dari Mantan yang Balik Lagi
Sejarah Pedas nan Menggoda
Dulu, di tahun 1987, di suatu sudut Johannesburg, Afrika Selatan, dua orang pria bernama Fernando Duarte dan Robert Brozin sedang lapar
https://www.itaewongrillkbbq.com/ dan bingung mau makan apa. Lalu mereka menemukan restoran ayam bakar khas Portugis yang penuh rasa dan langsung jatuh cinta seperti orang ketemu jodoh di aplikasi kencan—tapi versi kuliner. Dari situlah
history Nando’s dimulai, dengan misi suci: menyebarkan ayam pedas PERi-PERi ke seluruh dunia seperti dukun menyebar mantra cinta.
Bumbu rahasia Nando’s bukan sembarang cabai. Mereka menggunakan cabai PERi-PERi (juga dikenal sebagai African Bird’s Eye Chili), yang katanya sih bisa membakar lidah dan masalah hidup dalam satu gigitan. Nah, sejak saat itu, Nando’s mulai menjelma jadi ikon ayam bakar rasa global—lebih global daripada gosip selebriti.
Dari Afrika ke Dunia: Menyebar Lebih Cepat dari Update Status Mantan
Nando’s bukan cuma bangga dari Afrika Selatan aja, tapi udah menyebar ke berbagai negara di Afrika lainnya. Negara-negara seperti Zimbabwe, Kenya, Zambia, Botswana, bahkan Eswatini ikut merasakan nikmatnya ayam yang bisa bikin bibir bergoyang.
Tapi Nando’s enggak berhenti di benua Afrika. Mereka punya misi suci ekspansi seperti superhero kuliner. Di negara-negara Arab (Arabian countries) seperti Uni Emirat Arab, Qatar, Oman, dan Arab Saudi, Nando’s sukses bikin orang rela ngantri panjang meskipun suhu di luar bisa goreng telur tanpa kompor.
Masuk Asia: Ketika Ayam Pedas Bertemu Nasi Panas
Siapa sangka ayam bakar bisa jadi diplomat internasional? Di beberapa
Asian countries seperti India, Pakistan, Malaysia, dan Singapura, Nando’s diterima dengan tangan terbuka (dan lidah siap kepedesan). Bayangkan gabungan ayam bakar dengan nasi, sambal, dan suasana tropis—itu bukan cuma makan, itu pengalaman spiritual!
Di negara-negara Asia, Nando’s pintar banget menyesuaikan selera lokal. Di India, mereka bahkan punya menu vegetarian! Yes, meski ayam adalah bintang utama, mereka tetap ramah buat yang memilih hidup tanpa daging—alias yang hidupnya
plant-based dan hatinya
peace-based.
Ayamnya Nando’s: Bukan Sekadar Pedas, Tapi Penuh Emosi
Kelezatan ayam Nando’s bukan cuma soal rasa, tapi juga
vibe. Tempat makannya penuh warna, musik Afrika yang menggoda bahu untuk goyang, dan pelayanan yang santai kayak ngobrol sama teman lama. Makan di Nando’s tuh bukan sekadar makan, tapi semacam
healing trip buat yang habis patah hati atau dompet menipis.
Satu lagi yang bikin Nando’s beda: level pedasnya! Dari “Lemon & Herb” yang cocok buat anak TK sampai “Extra Hot” yang bisa bikin orang meragukan hidupnya, semuanya disediakan dengan cinta. Jadi, mau kamu pemberani atau penyayang lidah sendiri, pasti ada yang cocok.
Penutup: Ayam Dunia yang Mengikat Lidah dan Hati
Jadi, kalau kamu lihat logo ayam dengan jambul gaya punk, itu bukan ayam biasa, itu adalah
history hidup dari Johannesburg yang kini telah punya
worldwide locations. Dari
South Africa ke
African countries, ke
Arabian countries, hingga
Asian countries, Nando’s terus menyebar cinta lewat ayam bakar yang menggoda iman.
Kalau hidupmu hambar, mungkin kamu cuma butuh satu porsi Nando’s. Siapa tahu, dari ayam bisa datang inspirasi… atau minimal, kenyang duluan.